Tempe merupakan makanan yang kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Bahkan berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika, untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif. Namun, bagaimana jika tempe diolah menjadi es krim?
Peneliti Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Serpong, Agustine Susilowati, telah melakukan sebuah inovasi dengan membuat es krim yang berbahan dasar tempe. Es krim yang dinamakan Fit- es Healty Ice Cream itu, menginovasikan es krim sebagai produk pangan fungsional.
"Produk pangan fungsional artinya dilihat dari sudut pandang makanan yang baik tidak hanya dari kandungan gizinya saja, tapi juga harus ada bioaktif yang menunjang pencegahan penyakit. Sedangkan tempe sangat kaya akan zat bioaktif, maka jika kita komposisikan sebagai es krim cukup bermanfaat bagi yang mengkonsumsinya," jelas Agustine dalam acara LIPI Expo 2011 di Hotel Bidakara, Pancoran Jakarta Selatan, Rabu (9/11/2011) sore.
Agustine mengatakan, pemilihan tempe untuk dijadikan es krim karena tempe merupakan sumber protein dan nabati terbaik yang dihasilkan melalui proses fermentasi kacang-kacangan (kedelai) dan merupakan makanan yang potensial.
"Tempe merupakan makanan tradisional yang telah menjadi bagian keseharian kita, mudah diperoleh, familiar dan cukup murah. Lalu masa simpannya pendek (2-3 hari), dengan menggunakannya untuk produk pangan maka akan memperluas jangkauan pemasaran dan menaikkan nilai ekonomiknya," jelas Agustine.
Agustine menambahkan bahwa kelebihan tempe juga mampu memberikan kemudahan daya cerna kepada yang mengkonsumsi. Lalu juga mempunyai sifat anti oksidan (isoflavon) dan bersifat hipokolesterolemik atau menurunkan lipid darah.
"Zat anti bakterinya juga dapat memperkecil ruang infeksi, juga mengandung vitamin B 12, B2, dan B3, serta 8 macam asam amino esensial, lemak tidak jenuh dan serat makanan yang tinggi, juga anti kanker," tambah Agustine.
Sedangkan alasan kenapa memilih media es krim, bukan coklat atau permen, Agustine mengatakan es krim merupakan suatu produk makanan yang disukai oleh semua orang dalam seluruh tingkatan usia. Kelezatannya menjadikan makanan tersebut tidak saja berefek pada kesehatan namun juga pada efek psikologis.
"Salah satu makanan beku yang disebut es krim dapat dipergunakan sebagai makanan pencuci mulut, biasanya terbuat dengan bahan baku utama susu yang dicampur dengan lemak (nabati atau hewani), bahan pemantap/penstabil gula atau pemanis lainnya".
"Pada umumnya protein nabati dinilai memiliki rasa dan warna, sedangkan beberapa kelebihan lain dibandingkan dengan protein hewani adalah dari sisi harga yang lebih murah dan dari kesehatan resiko terhadap penyakit degenaratif lebih rendah, karena mengandung lebih banyak asam lemak tidak jenuh," jelas Agustine.
"Produk pangan fungsional artinya dilihat dari sudut pandang makanan yang baik tidak hanya dari kandungan gizinya saja, tapi juga harus ada bioaktif yang menunjang pencegahan penyakit. Sedangkan tempe sangat kaya akan zat bioaktif, maka jika kita komposisikan sebagai es krim cukup bermanfaat bagi yang mengkonsumsinya," jelas Agustine dalam acara LIPI Expo 2011 di Hotel Bidakara, Pancoran Jakarta Selatan, Rabu (9/11/2011) sore.
Agustine mengatakan, pemilihan tempe untuk dijadikan es krim karena tempe merupakan sumber protein dan nabati terbaik yang dihasilkan melalui proses fermentasi kacang-kacangan (kedelai) dan merupakan makanan yang potensial.
"Tempe merupakan makanan tradisional yang telah menjadi bagian keseharian kita, mudah diperoleh, familiar dan cukup murah. Lalu masa simpannya pendek (2-3 hari), dengan menggunakannya untuk produk pangan maka akan memperluas jangkauan pemasaran dan menaikkan nilai ekonomiknya," jelas Agustine.
Agustine menambahkan bahwa kelebihan tempe juga mampu memberikan kemudahan daya cerna kepada yang mengkonsumsi. Lalu juga mempunyai sifat anti oksidan (isoflavon) dan bersifat hipokolesterolemik atau menurunkan lipid darah.
"Zat anti bakterinya juga dapat memperkecil ruang infeksi, juga mengandung vitamin B 12, B2, dan B3, serta 8 macam asam amino esensial, lemak tidak jenuh dan serat makanan yang tinggi, juga anti kanker," tambah Agustine.
Sedangkan alasan kenapa memilih media es krim, bukan coklat atau permen, Agustine mengatakan es krim merupakan suatu produk makanan yang disukai oleh semua orang dalam seluruh tingkatan usia. Kelezatannya menjadikan makanan tersebut tidak saja berefek pada kesehatan namun juga pada efek psikologis.
"Salah satu makanan beku yang disebut es krim dapat dipergunakan sebagai makanan pencuci mulut, biasanya terbuat dengan bahan baku utama susu yang dicampur dengan lemak (nabati atau hewani), bahan pemantap/penstabil gula atau pemanis lainnya".
"Pada umumnya protein nabati dinilai memiliki rasa dan warna, sedangkan beberapa kelebihan lain dibandingkan dengan protein hewani adalah dari sisi harga yang lebih murah dan dari kesehatan resiko terhadap penyakit degenaratif lebih rendah, karena mengandung lebih banyak asam lemak tidak jenuh," jelas Agustine.
0 komentar:
Posting Komentar