Ketika sebuah keluarga mempunyai tujuan keuangan dimasa depan (spt memiliki mobil, rumah, berlibur, sekolah dll) tetapi belum mengetahui bagaimana cara untuk mencapainya (berapa besar uang yang harus ditabung) sehingga frustasi, karena kondisi keuangan saat ini tidak akan mampu untuk mencapai tujuan tersebut, maka artikel ini dibuat untuk memandu mengatasi problem diatas.
Untuk mengatasi problem tersebut , terdapat 3 step (langkah) sebagai berikut:
Step 1: Memahami kondisi keuangan keluarga saat ini
Step 2: Menentukan tujuan keuangan keluarga dimasa depan
Step 3: Usaha-2 yg dilakukan agar tujuan keluarga dapat dicapai
Detail penjelasan tentang 3 step tersebut dapat anda dowload di blog ini, tetapi secara general setiap step akan membahas hal-2 berikut:
STEP 1 : Memahami kondisi keuangan saat ini.
STEP ini enjelaskan 3 tools yg dapat memberikan panduan dalam menganalisa/mengetahui kondisi keuangan keluarga yaitu:
1. Membuat cash flow keuangan keluarga
Tools pertama adalah Laporan Keuangan Keluarga (Cash Flow). Cash flow memberikan informasi besarnya penghasilan, pembayaran hutang dan tabungan setiap bulan. Adapun tabungan yang ideal adalah dengan nilai minimal sebesar 10% atau 30% dari total gaji yg diterima. Berikut adalah contoh laporan cash flow keuangan keluarga.
Untuk memudahkan pembahasan kita, maka contoh laporan keuangan keluarga diatas akan kita jadikan sebagai kasus acuan. Dapat kita lihat total penghasilannya sebesar 3.5 juta dan total tabungannya adalah 0 bahkan -10% (minus) dari total penghasilan. Keluarga dengan profile keuangan seperti ini adalah contoh kondisi yang tidak sehat.
2. Membuat neraca keuangan keluarga
Tools kedua adalah neraca keuangan keluarga, adalah untuk memberikan informasi posisi total harta, hutang dan tabungan yang kita miliki. Secara sederhana, Harta yang kita miliki berasal dari hutang dan tabungan. Agar lebih gampang, mari kita lihat contoh neraca keuangan berikut:
Dari contoh neraca keuangan keluarga diatas, dapat kita ketahui total harta sebesar 13.1 juta. Dimana harta ini didapatkan dari berhutang sebesar 42% dan dari tabungan sebesar 58%. Neraca ini memberikan panduan kepada keluarga untuk besarnya total hutang. Diusahakan tidal lebih dari 30% total harta.
3. Membuat portfolio harta keluarga
Tools ketiga dari step 1 adalah membuat laporan portfolio harta. Dimana Harta diklasifikasikan sebagai harta produktif dan harta konsumtif. Buatlah list seluruh harta anda dan lakukan klasifikasi. Berapakah harta anda yg produktif? Tools ini memberitahu anda apakah selama ini keputusan keuangan yg dibuat sudah benar? atau setidaknya memberikan panduan untuk mengambil keputusan dimasa yg akan datang. Berikut contoh laporan protfolio keuangan keluarga:
Dari portfolio diatas kita ketahui, ternyata komposisi harta produktif sebesar 24% dan konsumtif 76%. Sebaiknya harta produktif lebih banyak dibandingkan dengan harta konsumtif.
STEP 2 : Menentukan tujuan keuangan keluarga
Adapun tujuan/mimpi keuangan keluarga sebagai berikut:
Setelah menentukan tujuan keluarga, langkah yang paling penting adalah menentukan berapa besarnya tabungan yang harus dikumpulkan. Silahkan download file excel berikut . Didalam file yg anda download, dapat memandu anda untuk membuat perencanaan keuangan. Cukup dengan mengisi asumsi maka excel template ini akan menunjukkan berapa besarnya tabungan yang diperlukan untuk mencapai tujuan keuangan tersebut.
Untuk kasus kita kali ini, keluarga tersebut menetapkan hanya satu tujuan keuangan keluarga, yaitu pendidikan anak, jika tabungan tersebut disimpan di deposito dengan bunga 6% setahun, maka tabungan setiap bulan haruslah sebesar 1.3 juta setiap bulan. Detail perhitungan untuk persiapan pendidikan anak sbb:
Jika kita bandingkan kondisi keuangan saat ini, maka terdapat GAP Rp 1.7 juta/bulan, dimana kondisi saat ini -10% sedangkan tujuan keuangan masa depan menuntut minimal tabungan sebesar 1.3 juta perbulan. Nah disinilah diperlukan step 3 untuk menyelesaikan/mengatasi GAP tersebut.
STEP 3 : Usaha-2 yg dilakukan agar tujuan keluarga dapat dicapai
Step 3 ini bertujuan untuk mengatasi gap jika kondisi saat ini (uang yang dapat ditabung setiap bulan) lebih kecil dari tabungan seharusnya (tabungan untuk mencapai tujuan keuangan di step 2). Usaha yang dilakukan untuk mengatasi gap tersebut terdiri dari 2 langkah yaitu:
1. Memperbaiki kondisi keuangan saat ini (harus bisa saving minimal 10% dan optimal 30% dari total gaji). Terdiri dari 4 tips sbb:
- Memahami konsep kebutuhan dan keinginan dan kemudian Istri dan Suami harus kompak untuk melakukan pengeluaran yang sifatnya kebutuhan. Oleh sebab itu disarankan untuk membuat kebijakan keuangan keluarga seperti contoh berikut:
Menentukan pos – pos pengeluaran yang bersifat keinginan. . Untuk kasus diatas maka dapatlah kita klasifikasikan antara kebutuhan dan keinginan sebagai berikut:melakukan project cost saving, eliminasi pos-pos untuk pemenuhan keinginan. Identifikasi biaya – biaya yg sifatnya keinginan yang dapat kita kurangi. Misalnya didalam biaya kebutuhans sehari-hari terdapat biaya makan bakso setiap minggu sebesar 50 rb. Maka biaya ini dapat ditekan. Lakukan untuk setiap jenis pengeluaran sehingga kita akan mendapatkan total list cost saving sebagai berikut:
Dari project cost saving diatas dapatlah keluarga tersebut berhemat sebesar 875 ribu perbulan dan membuat laporan keuangannya positif menjadi plus 16% dari gaji atau Rp 575 rb perbulan. Laporan keuangan setelah revisi sebagai berikut:
- Menggunakan metode patty cash. Misalnya total pengeluaran untuk kebutuhan adalah sebear 2.5 juta/bulan, maka uang ini langsung dipisahkan. Suami/istri tidak boleh mengambil uang dari rekening lain. Harus commit dan mengusahakan uang ini cukup sampai akhir bulan.
2. Menabung dan sekaligus melakukan investasi
Terinspirasi dari pemikiran Robert T kiyosaki, Menurut saya seorang karyawan baru akan dapat mencapai tujuan keluarganya jika Ia pun berlaku/bertindak sebagai investor. Hal ini yang saya sebut “bermain di dua quadran” yaitu quadran employee (karyawan) dan Quadran investor. Rata-rata karyawan menyimpan tabungannya di instrumen tradisional seperti deposito. Dalam contoh kasus yang saya sampaikan (refer to slide prez) bahwa menabung di deposito tidak akan membuat anda mencapai tujuan keuangan keluarga. Tetapi anda harus menabung dan langsung menginvestasikan tabungan tersebut di produk – produk investasi. Sebelum anda berinvestasi haruslah memahami bahwa investasi memiliki resiko. High risk – High return. Saya pribadi adalah risk taker, sehingga lebih memilih untuk mengambil action untuk berinvestasi, walaupun beresiko tetapi mempunyai kemungkinan untuk mencapai seluruh tujuan keuangan keluarga. Bagaimana dengan anda??? Jika tabungan tersebut langsung diinvestasikan di sebuah instrumen dengan return 20%-30% misalnya maka tabungan yang harus dikumpulna setiap bulannya hanyalah sebesar Rp 217 ribu perbulan. Detail perbandingan nya sbb:
Finally, dengan melakukan step 1-3, maka kondisi keuangan anda akan menjadi sebagai – berikut:
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar