Sepertinya Anda sekarang harus berpikir berkali-kali untuk tidak membuang atau menyia-nyiakan koleksi buku yang Anda miliki sekarang. Di antara koleksi buku Anda itu, siapa tahu ada buku yang (kelak akan) berharga ratusan juta hingga milyaran rupiah. Fakta tentang ini saya temukan di IKAPI Book Fair tanggal 24 November - 04 Desember 2011 yang sudah berlangsung kemarin.
Di stan Samudra, stan khusus menjual buku-buku jadul, kuno, dan langka, ditawarkan “Serat Centhini” seharga 5 milyar rupiah. Mata saya langsung terbelalak melihat harga itu. Dalam wikipedia saya memperoleh informasi bahwa “Serat Centhini merupakan salah satu karya sastra terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Serat Centhini menghimpun segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa, agar tak punah dan tetap lestari sepanjang waktu. Serat Centhini disampaikan dalam bentuk tembang, dan penulisannya dikelompokkan menurut jenis lagunya”.
Saya sendiri tak melihat Serat Centhini tersebut secara langsung, karena sang penjual tak memperlihatkan buku langka itu kepada para pengunjung. (Barangkali) dia akan memperlihatkannya kalau ada peminat yang benar-benar serius. Melihat harga yang super gila itu, Serat Centhini yang ditawarkan itu tentulah bukan hasil re-publishing, apalagi bajakan. Harga 5 milyar yang dipatok penjual sudah menunjukkan kalau Serat Centhini yang dijual itu adalah buku asli.
Selain “Serat Centhini”, masih ada lagi dua buku yang ditawarkan gila-gilaan. Walau harga kedua buku itu tak semahal Serat Centhini, namun tetap buat saya geleng-geleng kepala. Buku yang berjudul “Tan Malaka Bapak Republik Indonesia” dijual dengan harga 150 juta rupiah. Buku lainnya lagi adalah album foto orisinil “Kunjungan Presiden Soeharto ke Jepang 1968″ dijual seharga 200 juta rupiah.
Yang buat saya senyum-senyum sendiri, novel karya Y.B. Mangun Wijaya yang berjudul “Genduk Duku” yang diterbitkan oleh Gramedia tahun 1987 dibandrol seharga 75 ribu rupiah. Padahal aslinya cuma berharga (sekitar) 3000 rupiah. Buku ini merupakan bagian kedua dari trilogi Roro Mendut-Genduk Duku-Lusi Lindri. Buku yang menceritakan kisah pembantu terdekat Roro Mendut, Genduk Duku, dan pencariannya akan cinta, kehidupan, dan perjalanan di Jawa abad ke-17 memang wajar dihargai segitu. Bagi kolektor buku, harga tinggi tentu tak ada masalah, yang penting kelangkaan dan mutu buku tetap terjamin.
Saya sendiri ketemu buku “Lima Sekawan” edisi awal terbit. Harganya masih relatif murah, sekitar 15 hingga 20 ribu rupiah. Namun itu sudah buat saya senang. Paling tidak buat nostalgia dan melengkapi koleksi yang sudah saya punya sejak tahun 1984. Beberapa kolektor buku jadul (jaman dulu) bahkan ada yang rela melepaskan uangnya hingga jutaan rupiah demi mendapatkan buku-buku yang sudah lama dia incar. Sepertinya, ada rasa kepuasan tersendiri ketika mendapatkan sesuatu yang sudah lama dicari.
Jadi, mulailah bongkar-bongkar lemari buku Anda, sekalian disusun kembali, siapa tahu Anda menemukan buku-buku langka yang selama ini dicari banyak kolektor. Lumayan kan buat tambahan penghasilan. Kalau Anda punya tabiat tak sayang buku, suka buang-buang buku, dan beranggapan kalau buku itu membosankan, sudah saatnya Anda membuang jauh-jauh sikap tersebut. Tak ada salahnya memupuk rasa cinta pada buku. Buku tak hanya mampu memberi Anda ilmu pengetahuan, dia juga mampu menghibur dan membuat Anda tertawa. Bahkan buku juga bisa buat Anda kaya raya, siapa tahu lagi ada terselip buku seharga 5 milyar itu di lemari atau gudang Anda.
0 komentar:
Posting Komentar